Kamis, 10 Juni 2010

Teknologi Mudah Buktikan Keasilan Wajah Mirip Cut Tari dan Luna Maya

TEMPO Interaktif, Jakarta - Aktris Cut Tari telah membantah perempuan yang ada dalam video panas yang tersebar luas saat ini adalah dirinya. Namun, sebenarnya teknologi dengan mudah dapat mengidentifikasi keaslian wajah di video itu.

Sebelumnya Cut Tari, Rabu (9/6) mengatakan, "Saya hanya ingin bicara satu kali saja dan tidak diulang. Buat saya, suami saya, tidak percaya kalau itu saya. Ibu saya yang melahirkan saya juga tidak percaya. Keluarga saya pun tidak percaya kalau itu saya. Jadi buat saya itu sudah cukup."

Sementara pakar telematika, Abimanyu Wachjoewidajat, mengatakan video porno antara orang yang mirip Cut Tari dan Ariel eks- Peter Pan - adalah video asli. "Tidak ada rekayasa. Ini belum diedit. Kualitas lebih bagus," tandas Abi, Selasa (8/6).

Lalu bagaimana dengan kemiripan orang yang disebut-sebut Cut Tari? Abi menjawab, "95 persen diperkirakan itu Cut Tari."

Bagaimana teknologi dengan mudah mengidentifikasi pelaku berdasarkan gambar-gambar yang tersedia.
Adalah seorang doktor di bidang kecerdasan buatan dari Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, Rahmad Widiyanto, telah tiga tahun lalu mengembangkan teknik pengenalan wajah dengan metode yang berbasis fuzzy similarity measure .

Sistem itu sebenarnya ditujukan untuk mengidentifikasi pelaku bom Bali yang wajahnya hancur, di mana proses identifikasi berjalan lama. Dengan sistem yang dikembangkan Rahmad dan timnya, sistem pengenalan wajah bisa mengidentifikasi pelaku dengan cepat dan akurat.

Metode itu bekerja dengan merepresentasikan setiap komponen wajah dengan deskriptor yang disesuaikan dengan karakteristik fitur dominannya (bentuk, tekstur, atau warna).

Caranya dengan membandingkan sketsa ilustrator dengan database yang ada. Tentu saja dalam kasus video menjadi lebih mudah karena tinggal membandingkan dengan database yang banyak tersedia.

Database itu juga berperan menyediakan sejumlah template komponen wajah seperti bentuk-bentuk alis, mata, hidung, bibir, dan rambut yang tinggal dipilih pengguna.

"Hasilnya 90 persen proses rekonstruksi yang dilakukan berhasil menemukan wajah orang yang dimaksud," ia menjelaskan.

Menurut Rahmad, sistem yang tujuannya untuk membantu polisi itu adalah yang pertama di dunia.

EZ

0 komentar:

Posting Komentar